PrologIslam adalah agama yang cinta kedamaian dan keadilan
sekalipun terhadap orang yang di luar Islam. Oleh sebab itu, Islam mengharamkan
perbuatan zhalim terhadap siapapun, bahkan kepada binatang sekalipun.
Barangsiapa yang membaca literatur-literatur Islam yang ditulis oleh para ulama
klasik akan menemukan hal tersebut dengan jelas. Bahkan arti dari kata-kata
Islam itu sendiri bermakna kedamaian atau keselamatan. Namun dewasa ini keindahan ajaran
Islam tersebut telah tertutup debu dan kabut pemikiran yang menyimpang dari
kemurnian ajaran Islam itu sendiri. Salah satunya adalah ISIS yang baru-baru
ini menjadi isu yang menghebohkan masyarakat dunia.
ISIS, Tinjauan, Aqidah IslamiyahLatar Belakang
Berangkat dari rasa ingin saling
menasehati sesama muslim, kami meluangkan waktu untuk membahas salah satu topik
aktual dewasa ini. Yaitu tentang Daulah Islamiyah Iraq dan Syam yang lebih popular dengan ISIS (Islamic State
of Iraq and Sham). Jika kita amati isu ISIS telah menjadi polemik baru di
tengah-tengah masyarakat dunia. Adanya sikap pro dan kontra di kalangan kaum
muslimin dalam memandang ISIS, kiranya perlu untuk dikaji dari sudut pandang
Aqidah Islamiyah. Agar umat Islam di Nusantara ini memiliki kewaspadaan dan tidak
terpengaruh dengan ajaran yang dianut oleh pengikut ISIS. Maka dengan
memperhatikan hal tersebut kiranya amat penting pembahasan ini untuk dikupas
secara ilmiyah.
Kesesatan Ideologi ISIS Ada beberapa hal
kesesatan ISIS fatal dan ada kesama dengan sifat-sifat Khawarij sebagaimana
dijelaskan dalam beberapa hadits di antaranya adalah:
Pertama: Mengklaim bahwa pimpinan mereka
adalah sebagai Khalifah yang wajib dibai’at dan ditaati oleh setiap muslim. Isis menganggap
Abu Bakar Baghdadi adalah khalifah
yang harus ditaati dan wajib ikut membaiat dan barang siapa yang menolak maka
ia dibunuh.
Abu Bakar Baghdadi bukanlah orang
pertama yang mengaku dirinya sebagai Khalifah dalam sejarah Islam. Bahkan di
antara mereka yang mengaku sebagai Khalifah terdapat orang yang jauh lebih baik
kepribadiannya dari Abu Bakar Baghdadi. Akan tetapi pengakuan mereka tersebut
berlaku pada wilayah yang mereka kuasai semata. Disebut khalifah karena ia
pengganti penguasa sebelumnya, bukan dalam artian khalifah sebagai penguasa
umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Maka khalifah dalam pengertian tersebut, bisa disamakan pada setiap pemimpin
muslim yang memimpin kaum muslimin di wilayah negara manapun.
Maka khalifah dalam pengertian tersebut, bisa disamakan pada setiap pemimpin
muslim yang memimpin kaum muslimin di wilayah negara manapun.
Maka khalifah dalam pengertian tersebut, bisa disamakan pada setiap pemimpin
muslim yang memimpin kaum muslimin di wilayah negara manapun.
Maka khalifah dalam pengertian tersebut, bisa disamakan pada setiap pemimpin
muslim yang memimpin kaum muslimin di wilayah negara manapun. Dijelaskan oleh Syaikh
Muhammad Mubarakfuri bahwa pada abad ke-5 H banyak sekali penguasa yang
menyebut dirinya khalifah. Di Andalus ada lima orang, masing-masing menyebut dirinya
khalifah dan termasuk pula penguasa Mesir dan Dinasti Abbasiyah di Baghdad. Hal
inilah yang dimaksud oleh sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
“Akan terdapat khalifah-khalifah yang terlalu banyak.”
“Akan terdapat khalifah-khalifah yang terlalu banyak.”“Akan terdapat khalifah-khalifah yang terlalu banyak.”“Akan terdapat khalifah-khalifah yang terlalu banyak.” Hal yang senada juga dijelaskan Imam
Nawawi dalam kitabnya “Syarah Shahih Muslim.
Adapun khilafah dalam artian melindungi segenap umat Islam di seluruh pelosok
dunia, telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwa
pemerintahan yang berbentuk kekhalifahan seperti ini hanya berlangsung selama
30 tahun setelah beliau wafat. Kemudian setelah itu bentuk pemerintahan akan
berubah menjadi kerajaan-kerajaan.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Adapun khilafah dalam artian melindungi segenap umat Islam di seluruh pelosok
dunia, telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwa
pemerintahan yang berbentuk kekhalifahan seperti ini hanya berlangsung selama
30 tahun setelah beliau wafat. Kemudian setelah itu bentuk pemerintahan akan
berubah menjadi kerajaan-kerajaan.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Adapun khilafah dalam artian melindungi segenap umat Islam di seluruh pelosok
dunia, telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwa
pemerintahan yang berbentuk kekhalifahan seperti ini hanya berlangsung selama
30 tahun setelah beliau wafat. Kemudian setelah itu bentuk pemerintahan akan
berubah menjadi kerajaan-kerajaan.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Adapun khilafah dalam artian melindungi segenap umat Islam di seluruh pelosok
dunia, telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwa
pemerintahan yang berbentuk kekhalifahan seperti ini hanya berlangsung selama
30 tahun setelah beliau wafat. Kemudian setelah itu bentuk pemerintahan akan
berubah menjadi kerajaan-kerajaan.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: الخلافة في أمتي ثلاثون سنة ثم ملك بعد ذلك
“Kekhilafahan di tengah umatku selama tiga puluh tahun, kemudian setelah itu
kerajaan.” Kedua: Mengkafirkan setiap muslim yang
tidak mau membai’at khalifah mereka.
Salah satu dari kebiasaan orang-orang Khawarij sejak dulu kala adalah kegemaran
mereka dalam mengkafirkan orang muslim yang tidak mau menerima pandangan dan
pendapat mereka. Jika dahulu mereka berani mengkafirkan seperti Ali bin Abi
Thalib radhiyallaahu ‘anhu sahabat yang mulia dan dijamin masuk surga oleh
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bagaimana dengan pemimpin setelahnya
atau pemimpin-pemimpin yang ada saat ini
Salah satu dari kebiasaan orang-orang Khawarij sejak dulu kala adalah kegemaran
mereka dalam mengkafirkan orang muslim yang tidak mau menerima pandangan dan
pendapat mereka. Jika dahulu mereka berani mengkafirkan seperti Ali bin Abi
Thalib radhiyallaahu ‘anhu sahabat yang mulia dan dijamin masuk surga oleh
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bagaimana dengan pemimpin setelahnya
atau pemimpin-pemimpin yang ada saat ini
Salah satu dari kebiasaan orang-orang Khawarij sejak dulu kala adalah kegemaran
mereka dalam mengkafirkan orang muslim yang tidak mau menerima pandangan dan
pendapat mereka. Jika dahulu mereka berani mengkafirkan seperti Ali bin Abi
Thalib radhiyallaahu ‘anhu sahabat yang mulia dan dijamin masuk surga oleh
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bagaimana dengan pemimpin setelahnya
atau pemimpin-pemimpin yang ada saat ini
Salah satu dari kebiasaan orang-orang Khawarij sejak dulu kala adalah kegemaran
mereka dalam mengkafirkan orang muslim yang tidak mau menerima pandangan dan
pendapat mereka. Jika dahulu mereka berani mengkafirkan seperti Ali bin Abi
Thalib radhiyallaahu ‘anhu sahabat yang mulia dan dijamin masuk surga oleh
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bagaimana dengan pemimpin setelahnya
atau pemimpin-pemimpin yang ada saat ini? bagaimana dengan ulama yang lainnya?
Sesuai dengan berbagai informasi yang kita peroleh dari
berbagai sumber, pasukan ISIS sangat mudah mengobral vonis kafir terhadap
muslim yang di luar kelompok mereka.
Rasul kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya
dari jauh-jauh hari agar mereka tidak
Rasul kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya
dari jauh-jauh hari agar mereka tidak
Rasul kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya
dari jauh-jauh hari agar mereka tidak
Rasul kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya
dari jauh-jauh hari agar mereka tidak mudah dalam memvonis murtad atau kafir antara sesama
mereka. Bila seorang muslim dituduh kafir oleh seorang muslim lain, maka ucapan
tersebut melekat pada salah seorang dari mereka. Bila yang dituduh tidak
demikian adanya, maka ucapan tersebut kembali kepada orang yang menuduh kafir.
إِذَا كَفَّرَ الرَّجُلُ
أَخَاهُ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا“Apabila seseorang mengkafirkan saudaranya maka sungguh salah seorang dari
keduanya telah terkena kalimat tersebut.”
Dalam riwayat lain berbunyi:أَيُّمَا امْرِئٍ قَالَ
لأَخِيهِ يَا كَافِرُ. فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا إِنْ كَانَ كَمَا قَالَ
وَإِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ
“Siapapun yang berkata kepada saudaranya, ‘Hai kafir!’ maka sungguh salah
seorang dari keduanya telah terkena kalimat tersebut. Jika benar adanya, maka
itu seperti ia ucapkan. Adapun jika tidak, maka ucapan tersebut kembali kepada
yang mengucapkannya.”[12] Ketiga: Menghalalkan darah setiap orang yang
tidak mau membai’at khilafah mereka.
Di antara kesesatan Khawarij dari sejak dulu kala adalah menghalalkan
darah orang yang di luar kelompok mereka. Bahkan sesama kelompok Khawarij
sekalipun dengan alasan yang sangat sepele mereka dengan mudah melakukan
pembunuhan. Meskipun orang yang akan mereka eksekusi nyata-nyata mengucapkan
dua kalimat syahadat di hadapan mereka secara jelas, akan tetapi mereka tetap
menyiksa dan membunuhnya dengan cara sadis dan kejam. Bahkan mereka meledakkan
masjid yang dipenuhi oleh jama’ah menunaikan shalat jum’at.
Di antara kesesatan Khawarij dari sejak dulu kala adalah menghalalkan
darah orang yang di luar kelompok mereka. Bahkan sesama kelompok Khawarij
sekalipun dengan alasan yang sangat sepele mereka dengan mudah melakukan
pembunuhan. Meskipun orang yang akan mereka eksekusi nyata-nyata mengucapkan
dua kalimat syahadat di hadapan mereka secara jelas, akan tetapi mereka tetap
menyiksa dan membunuhnya dengan cara sadis dan kejam. Bahkan mereka meledakkan
masjid yang dipenuhi oleh jama’ah menunaikan shalat jum’at.
Di antara kesesatan Khawarij dari sejak dulu kala adalah menghalalkan
darah orang yang di luar kelompok mereka. Bahkan sesama kelompok Khawarij
sekalipun dengan alasan yang sangat sepele mereka dengan mudah melakukan
pembunuhan. Meskipun orang yang akan mereka eksekusi nyata-nyata mengucapkan
dua kalimat syahadat di hadapan mereka secara jelas, akan tetapi mereka tetap
menyiksa dan membunuhnya dengan cara sadis dan kejam. Bahkan mereka meledakkan
masjid yang dipenuhi oleh jama’ah menunaikan shalat jum’at.
Di antara kesesatan Khawarij dari sejak dulu kala adalah menghalalkan
darah orang yang di luar kelompok mereka. Bahkan sesama kelompok Khawarij
sekalipun dengan alasan yang sangat sepele mereka dengan mudah melakukan
pembunuhan. Meskipun orang yang akan mereka eksekusi nyata-nyata mengucapkan
dua kalimat syahadat di hadapan mereka secara jelas, akan tetapi mereka tetap
menyiksa dan membunuhnya dengan cara sadis dan kejam. Bahkan mereka meledakkan
masjid yang dipenuhi oleh jama’ah menunaikan shalat jum’at. Dalam doktrin ISIS memerangi muslim
yang di luar kelompok mereka yang mereka sebut sebagai orang yang murtad lebih
utama untuk dibunuh dan diperangi sebelum memerangi orang-orang kafir asli. Sesuai dengan informasi yang
kita dapatkan dari orang yang langsung menyaksikan kekejaman ISIS, sungguh
perbuatan mereka jauh lebih keji, lebih kejam, lebih sadis dan lebih hina dari
Khawarij-Khawarij yang terdahulu. Bahkan mereka melakukan pembunuhan secara membabi buta,
tanpa memperdulikan orang baik atau bukan, orang yang diberi jaminan keamanan
atau bukan.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ خَرَجَ مِنَ الطَّاعَةِ وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ فَمَاتَ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً وَمَنْ قَاتَلَ تَحْتَ رَايَةٍ عُمِّيَّةٍ يَغْضَبُ لِعَصَبَةٍ أَوْ يَدْعُو إِلَى عَصَبَةٍ أَوْ يَنْصُرُ عَصَبَةً فَقُتِلَ فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ وَمَنْ خَرَجَ عَلَى أُمَّتِي يَضْرِبُ بَرَّهَا وَفَاجِرَهَا وَلاَ يَتَحَاشَ مِنْ مُؤْمِنِهَا وَلاَ يَفِي لِذِي عَهْدٍ عَهْدَهُ فَلَيْسَ مِنِّى وَلَسْتُ مِنْهُ
“Barangsiapa yang meninggalkan ketaatan kepada pemimpin dan keluar dari jama’ah
(persatuan), lalu ia mati, maka ia mati dalam kejahiliyahan. Barangsiapa yang
berperang di bawah bendera kesesatan, ia marah demi kelompok tertentu atau
karena mengajak kepada kelompok tertentu atau karena mendukungnya, lalu ia
terbunuh, maka ia terbunuh dalam kejahiliyahan. Barangsiapa yang memberontak
atas umatku, ia membunuh orang baik maupun yang jahat, dan tidak memperdulikan
orang beriman sekalipun, demikian pula tidak menepati janji bagi orang yang
diberi perjanjian, maka ia tidak termasuk bagian dariku dan aku tidak termasuk
bagian darinya.”[15]
Imam Bukhari berkata: “Oleh sebab itu Ibnu Umar memandang mereka adalah
seburuk-buruk makhluk, karena mereka mengambil ayat-ayat yang turun tentang
orang kafir lalu mereka menjadikannya untuk orang-orang mukmin.”
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memberikan nasehat kepada
pasukan yang beliau utus untuk sebuah peperangan agar tidak membunuh anak-anak:اغْزُوا بِاسْمِ اللَّهِ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَاتِلُوا مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ اغْزُوا وَلاَ تَغُلُّوا
وَلاَ تَغْدِرُوا وَلاَ تَمْثُلُوا وَلاَ تَقْتُلُوا وَلِيدًا“Berperanglah di jalan Allah dengan menyebut nama Allah! Perangi orang yang
kafir kepada Allah! Jangan berbuat curang! Jangan mengambil harta rampasan
perang sebelum pembagian! Jangan lakukan penyiksaan! Dan jangan kalian bunuh
anak-anak!” KESIMPULANAda tiga
hal yang sangat prinsip Kesesatan Isis dari segi ideologi adalah: Pertama: Mengklaim bahwa
pimpinan mereka adalah sebagai Khalifah yang wajib dibai’at dan ditaati oleh
setiap muslim. Isis menganggap Abu Bakar Baghdadi adalah khalifah yang harus ditaati
dan wajib ikut membaiat dan barang siapa yang menolak maka ia dibunuh. Padahal
khilafah kalau mengacu pada sabda Rasulullah mustahil terja banyak
hadits-hadits yang menjelaskan tentang hal ini namun saya sebutkan satu saja, Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الخلافة في أمتي ثلاثون سنة ثم ملك بعد ذلك
“Kekhilafahan di tengah umatku selama tiga puluh tahun, kemudian setelah itu
kerajaan.”
“Kekhilafahan di tengah umatku selama tiga puluh tahun, kemudian setelah itu
kerajaan.”
“Kekhilafahan di tengah umatku selama tiga puluh tahun, kemudian setelah itu
kerajaan.”“Kekhilafahan di tengah umatku selama tiga puluh tahun, kemudian setelah itu
kerajaan.” Kedua: Mengkafirkan setiap muslim yang
tidak mau membai’at khalifah mereka.
Salah satu dari kebiasaan orang-orang Khawarij sejak dulu kala adalah kegemaran
mereka dalam mengkafirkan orang muslim yang tidak mau menerima pandangan dan
pendapat mereka.
Salah satu dari kebiasaan orang-orang Khawarij sejak dulu kala adalah kegemaran
mereka dalam mengkafirkan orang muslim yang tidak mau menerima pandangan dan
pendapat mereka.
Salah satu dari kebiasaan orang-orang Khawarij sejak dulu kala adalah kegemaran
mereka dalam mengkafirkan orang muslim yang tidak mau menerima pandangan dan
pendapat mereka.
Salah satu dari kebiasaan orang-orang Khawarij sejak dulu kala adalah kegemaran
mereka dalam mengkafirkan orang muslim yang tidak mau menerima pandangan dan
pendapat mereka. Sesuai dengan berbagai informasi yang kita peroleh dari
berbagai sumber, pasukan ISIS sangat mudah mengobral vonis kafir terhadap
muslim yang di luar kelompok mereka.
Rasul kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya
dari jauh-jauh hari agar mereka tidak
Rasul kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya
dari jauh-jauh hari agar mereka tidak
Rasul kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya
dari jauh-jauh hari agar mereka tidak mudah dalam memvonis murtad atau kafir antara sesama
mereka. Bila seorang muslim dituduh kafir oleh seorang muslim lain, maka ucapan
tersebut melekat pada salah seorang dari mereka. Bila yang dituduh tidak
demikian adanya, maka ucapan tersebut kembali kepada orang yang menuduh kafir.
إِذَا كَفَّرَ الرَّجُلُ
أَخَاهُ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا“Apabila seseorang mengkafirkan saudaranya maka sungguh salah seorang dari
keduanya telah terkena kalimat tersebut.”
Dalam riwayat lain berbunyi:أَيُّمَا امْرِئٍ قَالَ
لأَخِيهِ يَا كَافِرُ. فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا إِنْ كَانَ كَمَا قَالَ
وَإِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ“Siapapun yang berkata kepada saudaranya, ‘Hai kafir!’ maka sungguh salah
seorang dari keduanya telah terkena kalimat tersebut. Jika benar adanya, maka
itu seperti ia ucapkan. Adapun jika tidak, maka ucapan tersebut kembali kepada
yang mengucapkannya.”[12] Ketiga: Menghalalkan darah setiap orang yang tidak mau membai’at
khilafah mereka.
Dalam doktrin ISIS memerangi muslim
yang di luar kelompok mereka yang mereka sebut sebagai orang yang murtad lebih
utama untuk dibunuh dan diperangi sebelum memerangi orang-orang kafir asli.
Sesuai dengan informasi yang
kita dapatkan dari orang yang langsung menyaksikan kekejaman ISIS, sungguh
perbuatan mereka sangat keji, kejam, sadis dan lebih hina dari
Khawarij-Khawarij yang terdahulu. Bahkan mereka melakukan pembunuhan secara membabi buta,
tanpa memperdulikan orang baik atau bukan, orang yang diberi jaminan keamanan
atau bukan.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Kekhilafahan di tengah umatku selama tiga puluh tahun, kemudian setelah itu
kerajaan.”
No comments:
Post a Comment