Ada saja yang membuat onar dan keributan
dengan atribut Islam. Entah, apakah mereka menghendaki tegaknya Islam atau
tidak? Tapi yang jelas, praktik-praktik yang mereka luncurkan mengilustrasikan
motif-motif kelabu.
Ambil contoh ISIS, sekte ini mlakukan tindakan
anarkis dan brutal di halayak umum. Semangat juang yang mereka usung ingin
menegakkan kekhalifahan Islam di muka bumi. Namun anehnya, tindakan-tindakan
membabi buta yang mereka tawarkan mencerminkan mereka bukan kelompok Islam,
kendati awalnya berasal dari Islam.
Kalau kita mengaca pada cermin historis
tempo dulu, di sana menyuguhkan sederetan kelompok yang ugal-ugalan, laiu
mendeklarasikan dirinya sebagai kelompok Islam yang mencoba menegakkan tonggak
kekuasaan di seluruh penjuru dunia. Khawarij misalnya, mereka keluar dari
barisan Sayyidina Ali dan memilih menjadi pemberontak. Akhirnya, ini menuntut
Sayyidina Ali mengalihkan perhatiannya dari kelompok Mu’awiyah kepada mereka.
Terlepas dari warna-warni di atas, fokus
kami dalam artikel ini hanya ingin menyuguhkan penjelasan terkait dengan
tindakan ISIS yang beredar sementara ini menurut perspektif Tafsir. Tentu,
dalam tulisan ini kami akan menawarkan konsep perang yang disinyalir dalam
al-Quran. Sebab, kalau kita lihat praktik ISIS tidak lain hanya ingin
memperluas ekspansi kekuasaannya di mata publik.
Konsep
perang
Hal pertama yang harus kita perhatikan
adalah, Islam merupakan agama yang mengusung prinsip rahmatan lil-alamin.
Akan tetapi, ini masih menyisakan musykil di benak awam. Yaitu, mengapa
Islam melakukan ekspansi dakwahnya di berbagai belahan dunia menggunakan
ekspedisi, bukankah cara diaog lebih ramah dan mengena? Tentu, penulis tidak
akan terlalu membahas tema ini dengan panjang lebar dalam diskursus kali ini.
Sebab, space yang terbatas yang membuat jeda. Tetapi setidaknya, Islam
sebenarnya tidaklah menginginkan dakwah dengan peperangan. Perang itu muntah
sebab pihak lawan yang memulainya. Dengan ini kami rasa cukup untuk menjadi
prolog.
Berbicara konsep perang dalam Islam
menuntut kita melirik sejarah bagaimana Islam mengimplementasikan cara dakwah
di muka bumi. Pada awalnya, pada saat Islam masih lemah, diwaktu umat masih
sedikit, Allah tidak memerintahkan mereka untuk berperang. Namun ternyata, di
antara sahabat malah ada yang menginginkan perang agar disyariatkan. Hal ini
karena tindakan anarkis dari pihak lawan semakin menjadi-jadi. Melihat intimidasi
umat Islam, maka Allah memberikan izin bagi umat Islam untuk melakukan
perlawanan terhadap orang kafir. Tetapi, izin ini Allah berikan ketika Umat
Islam memiliki wilayah sendiri; Madinah.
Setelah itu, ternyata di antara mereka ada
yang merasa keberatan untuk berperang. Maka, Allah memberikan penegasan kepada
umat Islam untuk berperang, agar jelas mana yang betul-betul beriman dan mana
yang tidak; Munafik.
Akan tetapi, izin perang ini tidaklah
secara muklak bisa dilakukan tanpa pandang waktu dan tempat. Bahkan, pada waktu
tertentu, umat Islam dilarang melakukan peperangan, yaitu pada bulan haram. (QS.
al-Baqarah [02]; 217), tidak hanya itu, umat Islam juga dilarang
berperang di sekitar Masjidil Haram (QS. Al-Baqarah [02]; 191),
hingga orang kafir yang memulai perang di waktu dan tempat tersebut.
Seiring dengan waktu, Allah melegalkan
perang secara mutlak orang yang tidak beriman kepada Allah dengan benar [ahlul
kitab]. (QS. At-Taubah [11]; 29). Yaitu, sampai mereka memberikan
jizyah. Begitulah kira-kira konsep perang dalam Islam.
Perang Perspektif ISIS
Adapun praktik yang diusung oleh ISIS
baru-baru ini, ternyata ada hal yang masih ganjal di pikiran umat Islam. Sebab,
ternyata mereka dalam melakukan perang tidak sesuai dengan aturan Islam. Namun
anehnya, mereka masih mengafiliasikan dirinya dalam kelompok Islam.
Ambil contoh kejam mereka kepada pihak
lawan kendati mentauhidkan Allah.
Bahkan, mereka sampai hati memenggal lawan dengan pisau yangtumpul. Sungguh
brutal tindakan mereka ini. tidak hanya itu, mereka tetap membantai lawan yang
sudah menyerah dan mengaku takluk.
Analisis ilmuwan mewartakan pada kita
bahwa masalah lain yang masih ganjil di hati adalah, mereka (ISIS) tidak pernah
peduli dengan nasip Palestina yang mendapat perlakuan diskriminatif dari Israil.
Lantas, kalau memang mereka benar-benar kelompok Islam seharusnya mereka orang
pertama yang membela kekejaman Israil tersebut. Parahnya lagi, mereka juga
tidak pernah membentangkan ekspansi kekuasaanya kenegara sekutu. Bahkan,
kesannya mereka memang memiliki satu misi, yaitu menghancurkan umat Islam.
Tentu, tindakan ISIS ini bertolak belakang
dengan apa yang telah dikonsep dalam tubuh Islam. Sebab, dalam sejarah Islam
tidak pernah dijumpai praktik-praktik anarkis sebagaimana ISIS lakukan, kecuali
kelompok sempalan seperti Khawarij dan Syiah. Bahkan, ada yang memprediksikan
bahwa ISIS ini merupakan Khawarij kontemporer. Hal ini karena langkah-langkah
ISIS memiliki kemiripan yang sangat besar dengan kelompok Khawarij. Ambil
contoh Mengklaim bahwa
pimpinan mereka adalah sebagai khalifah yang wajib dibaiat dan ditaati oleh
setiap muslim, Mengkafirkan setiap muslim yang tidak mau membai’at khalifah
mereka, Menghalalkan darah setiap orang yang tidak mau membai’at khilafah
mereka dan yang lainnya. Mungkin ini saja yang dapat kami siguhkan, semoga kita
dihindarkan dari sekte semacam ini.
FK. Tafsir
No comments:
Post a Comment