Thursday, April 9, 2015

ISIS, SEMPALAN SEKTE ISLAM.


Ada saja yang membuat onar dan keributan dengan atribut Islam. Entah, apakah mereka menghendaki tegaknya Islam atau tidak? Tapi yang jelas, praktik-praktik yang mereka luncurkan mengilustrasikan motif-motif kelabu.
Ambil contoh ISIS, sekte ini mlakukan tindakan anarkis dan brutal di halayak umum. Semangat juang yang mereka usung ingin menegakkan kekhalifahan Islam di muka bumi. Namun anehnya, tindakan-tindakan membabi buta yang mereka tawarkan mencerminkan mereka bukan kelompok Islam, kendati awalnya berasal dari Islam.
Kalau kita mengaca pada cermin historis tempo dulu, di sana menyuguhkan sederetan kelompok yang ugal-ugalan, laiu mendeklarasikan dirinya sebagai kelompok Islam yang mencoba menegakkan tonggak kekuasaan di seluruh penjuru dunia. Khawarij misalnya, mereka keluar dari barisan Sayyidina Ali dan memilih menjadi pemberontak. Akhirnya, ini menuntut Sayyidina Ali mengalihkan perhatiannya dari kelompok Mu’awiyah kepada mereka.
Terlepas dari warna-warni di atas, fokus kami dalam artikel ini hanya ingin menyuguhkan penjelasan terkait dengan tindakan ISIS yang beredar sementara ini menurut perspektif Tafsir. Tentu, dalam tulisan ini kami akan menawarkan konsep perang yang disinyalir dalam al-Quran. Sebab, kalau kita lihat praktik ISIS tidak lain hanya ingin memperluas ekspansi kekuasaannya di mata publik.

 Konsep perang
Hal pertama yang harus kita perhatikan adalah, Islam merupakan agama yang mengusung prinsip rahmatan lil-alamin. Akan tetapi, ini masih menyisakan musykil di benak awam. Yaitu, mengapa Islam melakukan ekspansi dakwahnya di berbagai belahan dunia menggunakan ekspedisi, bukankah cara diaog lebih ramah dan mengena? Tentu, penulis tidak akan terlalu membahas tema ini dengan panjang lebar dalam diskursus kali ini. Sebab, space yang terbatas yang membuat jeda. Tetapi setidaknya, Islam sebenarnya tidaklah menginginkan dakwah dengan peperangan. Perang itu muntah sebab pihak lawan yang memulainya. Dengan ini kami rasa cukup untuk menjadi prolog.
Berbicara konsep perang dalam Islam menuntut kita melirik sejarah bagaimana Islam mengimplementasikan cara dakwah di muka bumi. Pada awalnya, pada saat Islam masih lemah, diwaktu umat masih sedikit, Allah tidak memerintahkan mereka untuk berperang. Namun ternyata, di antara sahabat malah ada yang menginginkan perang agar disyariatkan. Hal ini karena tindakan anarkis dari pihak lawan semakin menjadi-jadi. Melihat intimidasi umat Islam, maka Allah memberikan izin bagi umat Islam untuk melakukan perlawanan terhadap orang kafir. Tetapi, izin ini Allah berikan ketika Umat Islam memiliki wilayah sendiri; Madinah.
Setelah itu, ternyata di antara mereka ada yang merasa keberatan untuk berperang. Maka, Allah memberikan penegasan kepada umat Islam untuk berperang, agar jelas mana yang betul-betul beriman dan mana yang tidak; Munafik.
Akan tetapi, izin perang ini tidaklah secara muklak bisa dilakukan tanpa pandang waktu dan tempat. Bahkan, pada waktu tertentu, umat Islam dilarang melakukan peperangan, yaitu pada bulan haram. (QS. al-Baqarah [02]; 217), tidak hanya itu, umat Islam juga dilarang berperang di sekitar Masjidil Haram (QS. Al-Baqarah [02]; 191), hingga orang kafir yang memulai perang di waktu dan tempat tersebut.
Seiring dengan waktu, Allah melegalkan perang secara mutlak orang yang tidak beriman kepada Allah dengan benar [ahlul kitab]. (QS. At-Taubah [11]; 29). Yaitu, sampai mereka memberikan jizyah. Begitulah kira-kira konsep perang dalam Islam.
Perang Perspektif ISIS
Adapun praktik yang diusung oleh ISIS baru-baru ini, ternyata ada hal yang masih ganjal di pikiran umat Islam. Sebab, ternyata mereka dalam melakukan perang tidak sesuai dengan aturan Islam. Namun anehnya, mereka masih mengafiliasikan dirinya dalam kelompok Islam.
Ambil contoh kejam mereka kepada pihak lawan kendati  mentauhidkan Allah. Bahkan, mereka sampai hati memenggal lawan dengan pisau yangtumpul. Sungguh brutal tindakan mereka ini. tidak hanya itu, mereka tetap membantai lawan yang sudah menyerah dan mengaku takluk.
Analisis ilmuwan mewartakan pada kita bahwa masalah lain yang masih ganjil di hati adalah, mereka (ISIS) tidak pernah peduli dengan nasip Palestina yang mendapat perlakuan diskriminatif dari Israil. Lantas, kalau memang mereka benar-benar kelompok Islam seharusnya mereka orang pertama yang membela kekejaman Israil tersebut. Parahnya lagi, mereka juga tidak pernah membentangkan ekspansi kekuasaanya kenegara sekutu. Bahkan, kesannya mereka memang memiliki satu misi, yaitu menghancurkan umat Islam.
Tentu, tindakan ISIS ini bertolak belakang dengan apa yang telah dikonsep dalam tubuh Islam. Sebab, dalam sejarah Islam tidak pernah dijumpai praktik-praktik anarkis sebagaimana ISIS lakukan, kecuali kelompok sempalan seperti Khawarij dan Syiah. Bahkan, ada yang memprediksikan bahwa ISIS ini merupakan Khawarij kontemporer. Hal ini karena langkah-langkah ISIS memiliki kemiripan yang sangat besar dengan kelompok Khawarij. Ambil contoh Mengklaim bahwa pimpinan mereka adalah sebagai khalifah yang wajib dibaiat dan ditaati oleh setiap muslim, Mengkafirkan setiap muslim yang tidak mau membai’at khalifah mereka, Menghalalkan darah setiap orang yang tidak mau membai’at khilafah mereka dan yang lainnya. Mungkin ini saja yang dapat kami siguhkan, semoga kita dihindarkan dari sekte semacam ini.



FK. Tafsir

No comments:

Post a Comment

KURSUS CEPAT BACA KITAB ALMIFTAH LIL ULUM SIDOGIRI RAMADHAN 2023

 Tatacara Pendaftaran Santri Ramadhan Pondok Pesantren Sidogiri 1444 I 2022 1. Tentukan program Santri Ramadhan yang akan diikuti.  A. Kursu...